Dari Congrock sampai Congculi

Didiet Priatmadji

didietBelum sebulan Anjar Any, sang maestro Langgam Jawa meninggalkan kita.  Selain berkiprah sebagai wartawan dan novelis sastra Jawa, Anjar Any sangat dikenal karena lagu2 keroncong ciptaannya khususnya Langgam Jawa.  Beberapa karyanya yang masih sangat populer sampai sekarang adalah Yen ing Tawang ono Lintang, Jangkrik Genggong, dan Walang Kekek.  Ada satu impian Anjar Any yang belum kesampaian hingga ajal menjemput yaitu mendirikan musium keroncong.  Memang dedikasi Anjar Any dalam mempopulerkan jenis musik ini akan menjadi catatan dalam sejarah perkeroncongan.  Tapi akankah musik keroncong masuk musium dalam artian punah? Tampaknya tidak.

Kompas hari Sabtu tgl 13 Desember 08 memuat artikel tentang “keabadian” keroncong.  Diberitakan tentang International Keroncong Festival (IKF) yang diadakan di Solo tgl 4-6 Desember yg lalu.  Meskipun jumlah peserta tidak sebanyak yg diharapkan, itupun peserta kebanyakan “yang itu2 juga”, namun adanya peserta dari Malaysia, tampilnya ikon musik pop & yg produkif mencipta lagu Melly Goeslaw, penyanyi pop muda Ihsan Idol, Tia, Haikal AFI, dan antusiasme pengunjung, menunjukkan eksistensi musik keroncong hingga kini.

congrock bersama SBYKeroncong bahkan cenderung berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. Sekelompok anak muda dari Semarang mencoba berkreasi dgn menciptakan jenis “congrock” alias keroncong yang ngerock.  Congrock ternyata bukan perkawinan antara keroncong & musik rock.  Awalnya kelompok anak muda ini ingin berekspresi menciptakan sebuah musik baru yang belum pernah ada.  Istilah congrock justru berasal dari pendengar : “keronconge nge-rock”.  Tetapi nge-rock di sini bukan seperti musik rock keras dan penuh alat musik elektrik, tapi keunikan musik keroncong yang dibuat jenaka dengan menyelipkan unsur2 jazz dan country.  Jadi congrock adalah lebih ke kebebasan berekspresi dan berimprovisasi, serta sangat fleksibel.

Belakangan timbul pula istilah congjazz (keroncong yang ngejazz), congblues (keroncong yang ngeblues), congdut (keroncong dangdut).  Bahkan ada congculi (keroncong lucu sekali).  Yang terakhir ini agak terkesan seram karena ingat sewaktu kita kecil suka ditakut-takuti bahwa kalau seseorang mati kemudian waktu dikubur tali pocongnya belum dilepas maka akan menjadi hantu congculi (pocong yg talinya belum diuculi).  Yang ini termasuk golongan hancong (hantu pocong), yang tidak ada hubungannya samasekali dgn musik keroncong…

.

Artikel terkait:

.

Published by

yudi

Penjaga warnet yang nyambi buka pangkalan gas melon dan kios payment online.

One thought on “Dari Congrock sampai Congculi”

  1. Wah maturnuwun congculy disenggol dlm artikelnya..maju terus keroncong Indonesia..
    —by Congculy Pordjo

Leave a comment